Lobang Jepangdibangun pertama kali pada tahun 1942
oleh para tentara Jepang dan pekerja Romusha di Indonesia. Uniknya, Romusha
yang dipekerjakan oleh tentara Jepang dalam pembuatan lobang ini, tidak ada
satupun yang berasal dari tanah Minang. Hal ini sudah diatur sedemikian rupa
oleh Jepang, sehingga apabila ada Romusha yang berhasil lolos atau keluar dari
lobang ini, mereka tidak akan bisa berkomunikasi dengan masyarakat setempat
oleh sebab perbedaan bahasa dan ketidaktahuan Romusha tersebut akan daerah
Minang. Berbeda jika yang dipekerjakan adalah Romusha dari tanah Minang itu
sendiri, maka jika berhasil lolos akan sangat mudah untuk menginformasikan
lokasi lobang Jepang ini kepada penduduk lainnya.
Selain itu, lobang Jepang ini agak sedikit misterius,
karena apabila kita semakin lama atau semakin dalam memasuki lobang ini, maka
udara akan terasa semakin dingin. Konon katanya terdapat enam buah ventilasi udara
dalam lobang ini sehingga semakin dalam kita memasukinya, semakin dingin pula udara yang kita rasakan.
Hal lain mengenai lobang Jepang ini yang belum dapat ditemukan jawabannya
hingga sekarang adalah mengenai jumlah pekerja Romusha yang dilibatkan dalam
proses pembangunan lobang ini, bekas tanah galian lobang Jepang yang menghilang
entah kemana, dan nasib arsitek lobang Jepang Jenderal Saiki Saikan Kaka Wako
Watanabe.
Pada awalnya, lobang ini dibangun sebagai lokasi atau
benteng pertahanan tentara Jepang dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya.
Jepang ingin sekali menguasai perang tersebut, sehingga dibangunlah semacam
benteng pertahanan bawah tanah dengan lebar kurang lebih dua meter dan panjang
sekitar 1.400 meter, oleh karena itu
Lobang Jepang juga sering disebut orang sebagai lobang terpanjang di Indonesia.
Lobang Jepang dibangun di bawah pemerintahan Komandan
Tentara Pertahanan Sumatera Jenderal Watanabe. Selain itu, fungsi lain dari
Lobang Jepang ini adalah sebagai tempat penyimpanan makanan, gudang
persenjataan milik Jepang, dan aktivitas tentara Jepang yang tidak
diperkenankan untuk diketahui oleh orang lain. Terbukti dari adanya penemuan
ruang-ruang seperti ruang makan, dapur, ruang sidang, ruang penyiksaan, ruang
pengintaian, ruang penyergapan, dan ruang amunisi. Ada sekitar kurang lebih 16
ruangan yang terdapat di dalam lobang Jepang ini.
Dinamakan lobang Jepang oleh penduduk setempat, karena banyaknya lorong atau ruangan yang
terdapat di dalam lobang ini. Lobang Jepang sebenarnya lebih tepat jika
dinamakan sebagai terowongan Jepang. Pada dinding lobang Jepang ini terdapat
semacam spasi atau jarak berupa celah hampir di setiap satu meter. Fungsi celah
ini adalah sebagai peredam suara. Jepang
tidak ingin para Romusha yang disiksa akibat kelalaian dalam pekerjaan
berteriak keras hingga terdengar oleh Romusha lain sehingga mengganggu ritme
kerjanya, tempat menaruh obor, dan mengetahui seberapa lama para Romusha mengerjakan
pembangunan lobang ini setiap satu meter, dibuat satu celah.
Maret 1986. Pembangunan lobang Jepang ini hanya
dilakukan selama kurang lebih 2 tahun 8 bulan Lobang Jepang ini diresmikan
pertama kali oleh Menteri Pendidikan Fuad Hasan, pada 11 oleh para tentara
Jepang dan pekerja Romusha Indonesia, termasuk proses pembanguna yang cukup cepat di
kala itu.
Saat ini Lobang Jepang dapat dinikmati sebagai salah
satu obyek wisata yang berada dalam kawasan Taman Panorama di daerah
Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat. Cukup dengan mengeluarkan biaya Rp15.000,00
saja, maka kita bisa mendapatkan begitu banyak informasi mengenai salah satu
situs peninggalan sejarah ini. Jam operasional obyek wisata ini adalah dari
pukul 07.30 WIB hingga pukul 17.30 WIB. Semoga dengan mengunjungi tempat ini
kita bisa lebih menghargai perjuangan para pendahulu kita dan semakin mencintai
indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar