Senin, 02 Januari 2017

FESTIFAL AKBAR PARIAMAN - TABUIK PARIAMAN



Image result for tabuik pariaman 2016 
 
Image result for tabuik pariaman 2016
Kata Tabuik berasal dari bahasa Arab yang mempunyai beberapa pengertian. Pertama, tabuik diartikan sebagai “keranda” atau “peti mati”. Pengertian yang lain mengatakan bahwa tabuik artinya adalah peti pusaka peninggalan Nabi Musa yang digunakan untuk menyimpan naskah perjanjian Bani Israel dengan Allah. Tabut pada mulanya sebuah peti kayu yang dilapisi dengan emas sebagai tempat penyimpanan manuskrip Taurat yang ditulis di atas lempengan batu. Akan tetapi tabuik kali ini tidak lagi sebuah kotak peti kayu yang dilapisi oleh emas. Namun, yang diarak oleh warga Pariaman adalah sebuah replika menara tinggi yang terbuat dari bambu, kayu, rotan dan berbagai macam hiasan. Puncak menara adalah sebuah hiasan yang berbentuk payung besar dan bukan hanya dipuncak, beberapa sisi menara dihiasi payung-payung kecil yang berjuntai. Tidak seperti menara lazimnya bagian sisi-sisi sayap itu, terpasang pula ornamen ekor dan sebuah kepala manusia seperti waja wanita lengkapndengan kerudung. Bambu-bambu besar menjadi pondasi sekaligus tempat pegangan untuk mengusung tabuik yang terlihat kokoh dan sangat berat. 
Tabuik Pariaman, merupakan daya tarik pariwisata yang hebat ke Kota Pariaman. Tentu akan lebih baik lagi jika makin banyak ikon yang bisa jadi penarik uang mengalir ke Kota Pariaman. Kessejahteraan dan kemajuan ekonomi masyarakat harus dijadikan tolak ukur kemajuan daerah di masa mendatang. Apa jadinya suatu daerah dinyatakan sebagai kawasan kaya, jika yang menikmatinya hanya segelintir orang saja, contohnya para pengusaha dan pejabat. Kekayaan suatu daerah harusnya dapat dinikmati oleh semua warga masyarakat. Jika kekayaan daerah itu diumpamakan sseperti kue, maka hendaknya semua orang bisa mencicipinya, atau besar potongannya tidak sama, karena tergantung pada pengorbanan masing-masing untuk mendapatkan kue tersebut. Jangan pula nanti kejadiannya seperti tanah Papua yang kaya emas. Warganya tidak bisa dikatakan kaya, walau tanah tempat mereka berpijak kaya akan emas. Sumber daya alam mereka tidak dapat mereka nikmati secara maksimal dan sebagainya malah masih hidup dalam pola tradisional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar